LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
PENDIDIKAN
INKLUSIF DENGAN PENDEKATAN ASESMEN
DAN RAMAH ANAK SEBUAH SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN BAGI SEMUA ANAK
Oleh
SULTAN BUSTARI, S.Pd I
NIP.195409081982021002
Pengawas TK/SD
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN EMPAT
LAWANG
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN PENDOPO
KOMPLEK SD I PENDOPO
SUMATERA SELATAN
2010
PERSETUJUAN
Judul
|
:
|
Pendidikan
Inklusif sebuah solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi semua anak
|
Peneliti
|
:
|
Sultan
Bustari, S.Pd I
|
Lokasi Penelitian
|
:
|
SD Negeri 02 Pendopo Desa Pagar
Alam
|
|
:
|
Kecamatan Pendopo Kab.Empat
Lawang.
|
Persetujuan Ahli
Nama Tanda Tangan Tanggal
1.
2.
Kepala
LPMP Sumatera Selatan
.................................................
PENGESAHAN
Judul
|
:
|
Pendidikan Inklusif sebuah solusi untuk
meningkatkan mutu pendidikan Bagi semua anak
|
Nama
|
:
|
Sultan Bustari, S.Pd.I
|
NIP
|
:
|
195409081982021002
|
Pangkat / Gol
|
:
|
Penata Tk I / III.d
|
Jabatan
|
:
|
Pengawas TK/SD
|
Tugas
|
:
|
Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Pendopo
|
Pendidikan Inklusif , telah diseminarkan
pada Seminar yang dilaksanakan oleh KKG kelas V ( Blog Grand ) di Kecamatan
Pendopo, dengan peserta 100 orang terdirdiri dari guru dan Kepala SD Negeri/Swasta.
Pada tanggal 7 Oktober 2010 SD Negeri 02 Pendopo
telah di tetapkan sebagai SD uji coba untuk Pendidikan Inklusif di Kabupaten
Emapat Lawang, oleh Dinas Pendidikan Kabupaten dan Propinsi.
........., ...........Desember 2011
Menyetujui
Kepala .Dinas Pendidikan
Kabupaten Empat
Lawang,
Sulton Bustari,S.Pd.I
Drs.H.AMINUDDIN,MM
PEMBINA TK I
NIP.19610805
198301 1 002
ABSTRAK
Telah dilakukan
penelitian tindakan penelitian sekolah pada Sekolah Dasar (SD) Negeri nomor 02
Pendopo Kabupaten Empat Lawang denganTujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
bagi semua anak dengan tidak ada lagi anak yang terdiskriminasi dan terabaikan
dengan menerapkan Pendidikan Inklusif dengan pendekatan Asesmen dan Ramah Anak.
Penelitian tindakan sekolah
dilaksanakan selama tiga siklus, pada
skllus pertama peneliti melaksanakan
obserpasi ke setiap kelas, mengamati proses pembelajaran dengan
menindentifikasi data, serta melakukan pengamatan pada anak waktu mengikuti
proses pembelajaran berlansung. Dari data hasil indentipikasi pada setiap kelas
terdapat kesenjangan yang sangat
sidnipikan antara anak yang pintar dengan anak yang mempunyai hambatan dalam
pembelajaran; baik hambatan dari diri anak sendiri atau faktor dari luar, serta
masih ada pendiskriminasian yang dilakukan oleh guru terhadap anak didik.
Selanjutnya peneliti malakukan sosialisasidan publikasi terhadap kepala sekolah
dan semua guru agar merobah sistim eklusi menjadi inklusi dengan tidak mendiskriminasikan anak , mengindentipikasi
permasalahan, mengasesmen anak yang mempunyai hambatan dalam belaja, rramah
terhadap anak, menginstruksi kepada guru agar
program pembelajar dirancang untuk mampu
mengakomodasi kebutuhan anak, kemampuan anak,dan gaya belajar masing masing
anak secara tepat, model pembelajaran dikembangkan secara aktif, co-operatif,
demokratik dan responsif terhadap perbedaan indvidu, pembelajaran
mempertimbangkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang di sesuaikan dengan karakteristik belajar peserta didik ( Permendiknas no 70 tahun 2009 pasal 8 ),serta menginstruksikan
kepada kepala sekolah untuk menata lingkungan yang ramah anak.
Pada siklus kedua dan ketiga, setelah melakukan observasi
kesemua kelas sambil mengamati proses pembelajara belansung, serta melihat data
dari hasil evaluasi pembelajaran, dilanjutkan dengan supervisi, evaluasi dan
diskusi. Sedangkan bagi guru kelas yang menjadi objek pelitian dan guru
pembimbing khusus bagi anak yang mempunyai kelainan, diprioritaskan sampai ke
dalam kelas
Prubahan terjadi dari siklus kesiklus cukup sednifikan,
aktivitas belajar anak makin tinggi dan kreatif, pengeluaran emosinal makin
berani, anak tidak merasa terbebani, anak yang mempuntai hambatan dalam
belajar dapat diketahui hambatannya,
kebutuhan serta kemampuanya, sewaktu di
sekolah dan di kelas anak tidak lagi merasa asing ,karena terasa berada dalam
lingkungan keluarga sendiri.
Sulton
Bustari,S.Pd I
Kata kunci : Pendidikan Inklusif dengan Asesmen dan
Ramah
anak.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas limpahan rahmat, hidayat, dan
karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar
tanpa satu halangan apapun sampai pembuatan laporannya.
Penelitian
tindakan Kelas ini bertujuan untuk menyelidiki apakah Pendidikan Inklusif dapat
meningkatkan mutu Pendidikan secara merata serta dapat dilaksanakan di sekolah
riguler.
Saya sangat
berterimakasih kepada semua pihak yang membantu baik bantuan dana, tenaga,
maupun pikiran :
1.
Bapak Samsu Rizal, SPd.
Kepala Ka UPTD Pendidikan
Kecamatan
Pendopo.
2.
Bapak Nurrohim S.Pd Kepala SD 02 Pendopo
3.
Dewan guru SD 02 Pendopo yang secara tidak lansung sangat
membantu penelitian ini.
Saya menyadari bahwa pelaksanaan
penelitian ini hingga penyusunan laporannya masih banyak kekurangan,
oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaannya.
Pendopo,15
Oktober 2010
peneliti
BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Undang undang Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 5 ayat (2 ) menjelaskan bahwa ; ” Setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu ”, dan pasal
32 ayat ( 1 ) UU Pendidiakan Nasional nomor 20 tahun 2003 tentang sistim
Pendidikan Nasional’ menyebutkan bahwa; ” Pendidikan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam proses
pembelajaran karena kelainan pisik, emosional, mental, sosial, dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa ”
.
Diharapkan hendaknya di sekolah sekolah, kalau
mau menuntaskan wajib belajar harus menginflementasikan Undang Undang di atas
dan melaksanakan hasil dari Forum Pendidikan Dunia di Dakar tahun 2000, agar
semua anak mendapat pendidikan secara merata dan menyeluruh dengan mendapatkan
kesempatan meraih prestasi.
Namun kenyataannya di sekolah
sekolah riguler sekarang belum penginflementasian Undang Undang dan Sistem
Pendidikan Nasional di atas, dengan
alasan di sekolah riguler sangat sulit dilaksanakan serta sudah ada Sekolah
Luar Biasa ( SLB ), yang beranggapan demikian, pendefinian Pendidikan Inklusif
terbatas hanya melayani anak yang cacat saja (buta,tuli,gagu) .Dari hasil
observasi di sekolah sekolah terdapat
kesenjangan yang sednifikan antara anak yang pandai dengan anak yang mempunyai
hambatan dalam belajar, masih banyak anak yang terdiskriminasi dan terabaikan,
masih ada guru yang memberi vonis bodoh kepada anak, dengan tidak mau tahu akan
kesulitan dan hambatan belajar pada anak. Masih banyak terlihat guru yang
menggunakan pembelajaran yang berpusat pada guru, sedangkan keragaman siswa yang ada dalam suatu kelas itu sendiri
yang menuntut penyesuaian.
Ada peraturan yang melegalkan
hal tersebut.Permendiknas no 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusi pasal ( 7
) Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif menggunakan kurikulum
tingkat satuan pendidikan yang mengakomodasi kebutuhan dan kemampuan peserta
didik sesuai dengan bakat, dan minatnya. Pasal ( 8 )Pembelajaran pada
pendidikan inklusif mempertimbangkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
disesuikan dengan karakteristik belajar peserta didik.
Berkaitan
dengan uraian di atas, saya melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah ; ”Apakah
Pendidikan Inklusif dengan pendekatan asesmen dan ramah anak dapat dilaksanakan
di sekolah reguler ?”, dan ”apakah
Pendidikan Inklusif dengan pendekatan asesmen serta ramah anak dapat
meningkatkan mutu pendidikan bagi semua anak ”.
1. INDENTIFIKASI MASALAH
Secara tipritis, banyak
faktor yang memepengaruhi aktivitas bejar anak di sekolah, baik dari diri anak
sendiri. Seperti
kecerdasan, emosional, kecerdasan spiritual, kretivitas, cara belajar, panca
indera, motivasi dan lainnya. Faktor dari luar seperti model pembelajaran,
methoda, media, asesmen, sosial,budaya, bimbingan belajar dan lainnya.
2. PEMBATASAN MASALAH
Banyak
faktor yang berpengaruh pada peningkatan mutu pendidikan dan faktor yang
menunjang bagi Pendidikan Inklusif, namun karena keterbatasan waktu dan biaya
maka penelitian difokuskan pada pelaksanaanPendidikan Inklusif dengan
pendekatan Asesmen dan Ramah Anak.
3. PERUMUSAN MASALAH
Apakah Pendidikan Inklusif dengan pendekata Asemen dan Ramah Anak
dapat meningkatkan mutu pendidikan secara merata.
5.TUJUAN PENELITIAN
a.
Meningkatkan mutu pendidikan bagi semua anak dengan ditandai
dengan prubahan sikap dan prilaku
yang lebih positif.
b. Memperluas akses dan kesempatan bagi
semua anak.
c.
Mengembangkan pemahaman dan pengetahuan bagi guru, untuk
menghilangkan hambatan dalam pembelajaran,
perkembangan,
dan partisifasi anak
MANFAAT/KEGUNAAN
1. Menambah wawasan dan pengetahuan
bagi guru dalam melaksanakan dan menerapkan Pendidikan Inklusif dengan
pendekatan Asesmen dan Ramah Anak, sehingga mengetahui kesulian, kemampuan, dan
kebutuhan anak untuk membuat program pengajaran.
2. Kepala Sekolah agar memberikan
dukungan serta mempunyai acuan untuk membuat program sekolah dan Rencana Anggaran untuk
penyelenggaraan Pendidikan Inklusif.
3. Dinas Kabupaten dan UPTD Kecamatan
Pendopo dapat menujang terlaksananya Pendidikan Inklusif terutama Pendanaan.
4. Instansi terkait, seperti LPMP,
Dinas Pripinsi sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk dijadikan sebagai
mata tatar pada diklat yang relepan.
Hipotesis Tindakan
Penelitian ini direncanakan terbagi
ke dalam tiga siklus, setiap siklus direncanakan mengikuti prosedur pengamatan
(observasi),pembinaan (Supervising),perencanaan (planing), tindakan (acting),
diskusi dan refleksi (reflecting). Melalui ketiga siklus tersebut dapat diamati
perobahan / peningkatan aktivitas, kretivitas guru dalam memberikan
pembelajaran dan bimbingan pada siswa serta
hasil belajar siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ;
A. Inklusi sebagai Pendekatan Perkembangan dalam
Pendidikan
Pendidikan
inklusif sebagai sebuah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan
belajar dari semua anak, difokuskan secara spesifik kepada mereka yang rawan dan rapuh,
terpinggirkan dan terabaikan. Prinsip pendidikan inklusif di adopsi dari
Konferensi Salamca tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus UNESCO, 1994) dan di
ulang kembali pada (Forum Pendidikan Dunia di Dakar, 2000 (). Pendidikan
inklusif mempunyai arti bahwa : sekolah
harus mengakomodasi semua anak tanpa
mempedulikan keadaan fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, atau
kondisi-kondisi lain, termsuk anak-anak penyandang cacat anak-anak berbakat,
pekerja anak dan anak jalanan, anak di daerah terpencil, anak-anak dari
kelompok etnik dan bahasa minoritas dan anak-anak serta anak-anak yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat (Salamanca Statement,
1994).
Persoalan
pokok dalam pendidikan inklusif adalah hak azasi manusi (HAM) dalam pendidikan
yang dinyatakan dalam deklarasi
universal tentang hak azasi manusia (Universal Declaratation of Human Right,
1948). Hal yang lebih khusus dan sangat penting adalah hak anak untuk tidak
didiskriminasikan, yang dinyatakan dalan Konvensi Hak-Hak Anak (Convention
on the Right of the Child, UN, 1989),Undang undang pendidikan Nasional
nomorTahun 2003 Sebagai konsekuensi logis dari hak-hak anak ini adalah bahwa
semua anak mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang ramah yang tidak
diskriminatif dalam hal kecacatan/kelainan, kelompok etnik, agama,
bahasa, jenis kelamin (gender), kemampuan (capability) dan
sebagainya. Sementara itu terdapat alasan-alasan penting seperti alasan
ekonomi, sosial, dan politik untuk mencari kebijakan dan pendekaan pendidikan
yang berifat inklusif. Ini berarti bahwa pendidikan harus menimbulkan
perkembangan personal, membangun hubungan di antara individu, kelompok dan bangsa. Salamanca Statement
and framework for Action, (1994) menjelaskan bahwa sekolah regular yang
beorientasi inklusif adalah cara yang paling efektif untuk mengatasii
diskriminasi, menciptakan masyarakat yang ramah, membangun masyarakat inklusif
dan mencapai cita-cita pendidikan untuk semua.
Pendidikan,
disamping harus merespon keberagaman talenta indivual, pendidikan juga harus
menghadapi rentang latar belakang budaya yang luas dari kelompok yang akan membentuk masyarakat (society). Pendidikan
harus memikul tugas berat untiuk mengarahkan keberagaman menjadi sebuah
konstribusi konsruktif terhadap
pemahaman bersama antara individu dengan kelompok. Sebuah kebijakan pendidikan
harus mampu mempertemukan pluralisme dan memungkinkan setiap orang menemukan
tempatnya di dalam masyarakat
Berdasarkan
uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan inklusif adalah sebagai
strategi untuk mencapai tujuan pendidikan untuk semua (education for all).
Pendidikan inklusif bertujuan untuk membangun konsep dan kerangka kebijakan
yang kontekstual dengan kondisi lingkungan sehingga tersedia akses dan kesamaan
dalam pendidikan dasar untuk semua anak, dan apa yang terkandung dalam
pendidikan sehingga kebutuhan-kebutuhan pendidikan yang beragam dapat direspon
dan dipenuhi di dalam jalur utama pendidikan (pendidikan biasa), baik pada
jalur pendidikan formal maupun pendidikan non-formal.
B. Konsep
Pendidikan Inklusif
Inklusi
dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon kebutuhan yang beragam
dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam belajar, budaya dan
masyarakat, dan mengurangi eklusivitas di dalam
pendidikan (Booth, 1996). Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi, pendekatan-pendekatan, struktur dan strategi yang dapat
mengakomodasi kebutuhan semua anak seseuai dengan kelompok usianya. Pendidikan
inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari system pendidikan
biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO, 1994).
Pendidikan
inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap spektrum kebutuhan belajar yang luas
baik dalam setting pendidikan
formal maupun pendidikan non-formal. Pendidikan inklusif adalah sebuah
pendektan yang melihat bagaimana mengubah system pendidikan agar dapat merespon
keberagaman peeserta didik. Tujuannya adalah agar guru dan siswa keduanya
memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan melihat keragaman sebagai
tantangan dan pengayaan dalam lingkungan belajar, keberagaman bukan sebagai
masalah..
Banyak
orang menganggap bahwa pendidikan inkludif sebagai versi lain dari Sekolah Luar
Biasa (SLB). Konsep yang mendasari pendidian inklusif sangat berbeda
dengan konsep yang mendasari pendikan khusus. Inklusi atau pendidikan inklusif
adalah bukan istilah lain dari pendidikan khusus. Konsep pendidikan inklusif
mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang mendasari pendidikan untuk semua
dan konsep tentang perbaikan sekolah. Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh
banyak pihak adalah definisi yang diangkat dari seminar tentang
pendidikan inklusif yang diselenggarakan di Agra India, yang disetujui oleh 55
partisipan dari 23 negara. Dari hasil
seminar itu pendidikan inklusif didefinisikan sebagai berikut:
1
Lebih luas dari pada pendidikan formal, tetapi mencakup rumah, masyarakat,
non-formal dan system informal
2
Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3
Memungkinkan struktur, sistem dan metodologi dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan belajar semua anak
4
Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan-perbedaan
dalam usia, jenis kelamin, etnik, bahasa, kecacatan, status sosial ekonomi,
potensi dan kemampuan
5
Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6 Merupakan strategi untuk memajukan dan
mewujudkan masyarakat inklusif. (Seminar on
Inclusive Education Agra India, 1998).
.2. Asesmen merupakan pendekatan Inklusi
Pada
umumnya tenaga didik saat ini masih yang
menganggap semua anak dalam kelas itu sama, dan juga sangat mudah untuk
memvonis seorang anak dengan sebutan bodoh, karena sesuatu masalah atau lain
hal menyebabkan seorang anak lamban dalam belajar atau mungkin sangat susah
dalam mengikuti proses pembelajaran, malas, bandel, tidak komunikatif, dan
lai-lain. Tenaga didik tidak mau tahu penyebabnya, anak dipaksa mengikuti
kemauan guru karena sistem guru adalah mengajar, anak belajar masih berlaku.
Asesmen adalah suatu proses untuk memper-oleh data yang berkaitan dengan kemampuan,
kelemahan, dan kebutuhan anak yang sesungguhnya dalam belajar. ” Asesmen
merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang akan digunakan untuk membuat
pertimbangan dan keputusan yang berkaitan dengan anak ”( Rosenberg; 1982
). Dengan data yang ada pendidik kan tau kelemahan, kebutuhan atau kemapuan
anak dalam mencerna suatu konsep atau pengetahuan,” Bila siswa dipaksa untuk
mencoba mempelajari suatu kemampuan tertentu sebelum ia cukup matang, maka ia
akan mengalami prustasi dan mungkin pula mengembangkan sikap negatif terhadap
kemampuan itu ”( Wiranataputra dan Suherman;1993:138),
lebih jelas ”bila memaksa sesorang melakukan sesuatu belum waktunya,
kalau fisik, akan cidera fisik, kalau otak akan cidera otak ( strees).”
Asesmen merupakan suatu proses sistimatis dengan menggunakan instrumen yang
sesuai untuk mengetahui prilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran ( Wallace
& Longlin; 1979 )
Seorang
guru selalu membutuhkan data yang akurat berkenaa dengan kebutuhan dan masalah
yang dihadapi setiap anak didiknya untuk dapat menggali informasi tentang
kebetuhan dari masalah yang dihadapi anak, guru dapat melakukannya melalui
asesmen. Asesmen dapat dipandang sebagai upaya yang sistimatis untuk mengetahui
ke-mampuan, kesulitan, dan kebutuhannya pada bidang tertentu, data hasilasesmen
dapat dijadikan bahan dalam penyusunan program pembelajaran.
Sekolah Ramah Anak
Secara umum kondisi sekolah saat ini sebagian besar masih
mengembangkan model pembelajaran yang tradisional-berpusat pada guru serta
tidak ramah bagi semua. Kondisi seperti ini berdampak munculnya beberapa
perilaku diskriminatif dan pengabaian terhadap sebagian anak dalam pendidikan
bahkan dalam pembelajaran. Sehingga berdampak pada sebagian anak mengalami
hambatan pembelajaran partisipasi yang pada akhirnya perkebangan individu siswa
pun mengalami hambatan. Semakin lama jumlah anak yang mengalami hambatan
belajar ini semakin banyak. Hal ini mendorong dikembangkangkannya inisiatif
untuk mengembangkan model sekolah yang lebih ramah dan mampu mengakomodasi
semua anak.Pada tahun 2000an UNICEF dan UNESCO memprakarsai pengembangan
sekolah yang lebih ramah terhadap anak. Model sekolah ini dikembangkan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip, inklusifitas, pembelajaran berpusat pada anak, sehat dan
melindungi, responsive terhadap, pengembangan peran serta masyarakat, serta
pengembangan kebijakan yang mendukung terhadap pendidikan yang terbuka. Sekolah
kemudian diharapkan mampu merubah budaya tradisional tersebut dengan budaya
yang lebih ramah, nondiskrimninatif, dan menghargai setiap keberagaman
kemampuan anak, menciptakan kualitas
pembelajaran yang baik, artinya program pembelajaran harus dirancang untuk
mampu mengakomodasi kebutuhan, kemampuan,dan gaya belajar masing masing anak
secara tepat, model pembelajaran dikembangkan secara aktif, co-operatif,
demokratik, dan responsif terhadap perbedaan individu.
BAB
III
Setting
Penelitian
Setting
dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, tehik penelitian, dan siklus PTS sebagai
berikut :
1.Lokasi Penelitian.
Penelitian dilakukan di SD Negeri 02 Pendopo dalam
semester ganjil tahun ajaran 2010/2011, tepat nya dari tanggal 26 Juli 201
sampai dengan tanggal 27 Oktober 2010.
2 Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilakukan
merupakan pendekatan penelitian tindakan
.3.Waktu dan Lama Penelitian
Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan dalam 3 siklus dengan setiap
siklus melaksanakan observasi,evaluasi,diskusi dan supervisi.
4.Subyek Penelitian
Sebagai subjek penelitian adalah seluruh
komponen SD Negeri 02 Pendopo.
Lingkungan, tenaga pengajar, sarana prasarana, dan siswa yang berjumlah 548
Siswa yang beragam dari yang mempunyai
kecerdasan tinggi sampai dengan yang mempunyai kelainan. Sebagai sampel dari
peneltian ini kelas dua, dan beberapa anak yang mempunyai
hambatan dalam pembelajaran.
TEHNIK
PENELITIAN :
(a)Observasi.
Melakukan observasi
/pengamatan secara langsung pada
lingkungan, ruang kelas, pelaksanaan asesmen,ragam siswa dan kegiatan pembelajaran
Dengan pengamatan ini diharapkan akan diperoleh informasi bagaimana
pelaksanaan pembelajaran,dalam hal ini bagaimana peranan guru baik dalam
kegiatan maupun dalam memfasilitasi
kegiatan, dan aktivitas siswa. Wahyu (2006:23) menyatakan bahwa dengan
observasi,data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku
yang nampak.
b) Wawancara
Esterberg
(2002) dalam Wahyu (2006: 27) mendefinisikan wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Selanjutnya
Susan Stainback (1988) dalam Wahyu (2006: 27 ) menyatakan bahwa dengan
wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dalam menginterpretasikan situasi dan
fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Wawancara
dengan guru dan kepala sekolah SDN 02 pendopo. Wawancara yang dilakukan adalah
wawancara tak terstruktur. Wahyu (2006: 27) menyatakan bahwa wawancara tak
terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dengan wawancara ini
diharapkan diperoleh informasi tentang profil sekolah, dan kendala-kendala
pelaksanaan implementasi yang ditemui guru, anak yang berkelainan dan yang
mempunyai hambatan dalam belajar.
(c) Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen diperlukan sebagai
pelengkap dari hasil observasi dan wawancara.
(d) Asesmen.
Asesmen adalah suatu proses untuk
memper-oleh data yang
berkaitan dengan kemampuan,
kelemahan, dan kebutuhan anak yang sesungguhnya dalam belajar. ” Asesmen merupakan suatu
proses pengumpulan informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang berkaitan dengan anak ”( Rosenberg; 1982 ).
(e) Interpretasi
Fungsi interprestasi dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
tindakan yang sedang berlangsung menghasilkan perubahan yang diinginkan (
Sumarsono, 1996 ; 3)
Untuk mengetahui adanya perubahan
maka ada dua jenis data yang akan dikumpulkan dalam rangka interprestasi yaitu
:
1. Persentase anak dari hasil ulangan.
2. Hasil ulangan akhir siklus.
3. Perubahan prilaku anak yang berkelainan husus
BAB IV
Hasil penelitian Siklus Pertama
a. Indentifikasi Masalah.
Masalah yang nampak dari hasil observasi dan
wawancara serta upaya yang Dilakukan terlihat dalam tabel 1
Tabel 1
Masalah
|
Solusi
|
Pembelajaran
yang buruk: terlalu ketat, tidak responsive terhadap kebutuhan anak
|
Memberikan
dukungan kepada guru menjadi reflekstif dan aktif: pelatihan guru ditempat
kerja (di sekolah/kelas)
|
Anak
pasif-tidak didorong belajar secara aktif.
|
Memperkenalkan
metodologi pembelajaran berpusat pada anak dan belajar aktif. Melibatkan anak
dalam memecahkan masalah
|
Sistem
yang kaku dan guru hanya bertugas mengajar
|
Menyesuaikan system kepada anak bukan anak
kepada system.
|
Belum
mengakomodasi semua anak , masih ada anak yang terabaikan dan terdiskriminasi
|
Mensosialisaikan pada guru bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan
yang bermutu
|
Masih banyak anak yang mempunyai hambatan dalam belajar
|
Memberikan bimbingan pada guru untk melakukan asesmen
|
Ada beberapa anak yang berkelainan
|
Menugaskan guru sebagai pembimbing husus dan kerja sama dengan orang tua
mereka
|
Lingkungan ramah anak sekolah belum begitu
|
Menata lingkungan yang tidak membahayakan bagi anak
|
Kekurangan
fasilitas fisik,gedung dan alat alat.
|
Melibatkan
masyarakat dan mengusulkan pada dinas terkait, dalam pengadaan sarana
prasarana yang memadai.
|
b.Aktivitas Anak
Tabel 2. Data
Hasil Belajar Siswa kls II mata pelajaran matematika
Dari hasil observas awal
NO
|
Nilai
|
Jumlah siswa
|
Keterangan
|
1
|
Di atas rata
rata
|
5
|
|
2
|
Rata-rata
|
11
|
KKM masih untuk semua anak yaitu : 6,6
|
3
|
Dibawah
rata-rata
|
17
|
|
4
|
Yang
mepunyai hambatan
|
9
|
|
5
|
Yang berketuhan
husus
|
1
|
Tuli & gagu
|
c.Anak Berkelainan/Kebutuhan
husus.
No.
|
Nama
|
kelas
|
Kelainan
|
Keterangan
|
1
|
|
1
|
|
|
2
|
|
2
|
|
|
3
|
|
4
|
|
|
Rencana Pelaksanaan Tindakan.
Berdasarkan
hasil observasi di atas tindakan yang dilakukan sebagai berikut:
a.Sosialisasi / Publikasi
Sosialisasi dilakukan untuk
memberi pemahaman terhadap
langkah langkah guru dalam menyusun program pembelajaran, dari
mengindentifikasi keberagaman anak, mengassesmen anak dengan instrumen
instrumen untuk menyusun dan menentukan
program pembelajaran.
Indentifikasi & Asesmen
Instrumen Asesmen: Membaca Permulaan
Kelas/smester
Hari, tanggal
Alamat sekolah
Nama asesor
|
:
:
:
:
|
II/2
Senin, 32 Juli 2010
SD neg. 02 Pendopo
|
||
U R A I A N
|
dapat
|
Tidak dapat
|
||
A. Kesadaran Akan Bunyi Vokal
1. Pinta anak untuk menunjukkan bunyi huruf
vokal: /a/, /e/, /i/, /o/, /u/
2. Pinta anak untuk menunjukkan gambar yang
diawali dari vokal /i/ pada gambar:
3. Pinta Anak untuk menunjukkan huruf konsonan
dari masing-masing konsonan /b/, /c/, /d/, /f/, /g/, /h/, /j/, /k/, /l/, /m/,
/n/, /p/, /q/, /r/, /s/, /t/, /v/, /w/, /x/, /y/, /z/.
4. Pinta anak untuk menunjukkan huruf konsonan
/b/ dari /g/, /d/, /b/, dan /p/.
5. Pinta anak untuk menunjukkan huruf-huruf
konsonan pada gambar yang diawali dari konsonan /b?/, /c/, /d/, /f/, /g/,
/h/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /p/, /q/, /r/, /s/, /t/, /v/, /w/, /x/, /y/,
/z/. Misalnya: buku untuk /b/, cabe untuk /c/, duren untuk /d/, fanta /f/,
dst.
6. Pinta anak untuk menunjukkan kata yang
mengandung unsur vokal rangkap pada gambar seperti: ngantuk, pulang, tangki,
nyamuk, minyak, pulau, aula, piala, dll.
7. Pinta anak untuk menunjukkan kata yang
berakhiran /au/ dari tiga gambar; pulau, piala, dan aula.
8. Pinta anak untuk menunjukkan kata yang
berawalan /ng/ dari tiga gambar; cangkul, ngantuk, pulang.a
9. Pinta untuk menunjukkan kata yang memiliki
awalan ber- dari tiga gambar; berjalan, lari, jongkok.
10. Pinta anak untuk menunjukkan kata yang
memiliki akhiran –an pada tiga gambar; makan, sayuran, buah.
11. Pinta anak untuk menunjukkan kata yang
memiliki awalan dan akhiran pe-an pada dua gambar; perpisahan, pertemuan.
B. Kesadaran Akan Simbol Bahasa
1. Pinta anak untuk menunjukkan simbol dari
huruf vokal /e/: dari simbol-simbol huruf; /a/, /i/, /u/, /e/.
2. Pinta anak untuk menunjukkan gambar mana
yang memiliki vokal /a/ pada awal dan vokal /a/ pada akhir kata dari gambar.
Gambar Gambar Gambar Gambar
Apel ikan unta elang
3. Pinta anak untul menunjukkan simbol huruf
konsonan /b/ dari konsonan /g/, /d/, /b/, dan /p/.
4. Pinta anak untuk menunjukkan (meniru) enam
huruf konsonan dari masing-masing konsonan /b/, /c/, /d/, /f/, /g/, /h/, /j/,
/k/, /l/, /m/, /n/, /p/, /q/, /r/, /s/, /t/, /v/, /w/, /x/, /y/, /z/.
5. Pinta anak untuk menunliskan huruf-huruf
konsonan pada gambar yang diawali dari konsonan: /b/, /c/, /d/, /f/, /g/,
/h/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /p/, /q/, /r/, /s/, /t/, /v/, /w/, /x/, /y/,
/z/. Misalnya: buku untuk /b/, cabe untuk /c/, duren untuk /d/, fanta untuk
/f/, dst.
6. Pinta anak untuk menuliskan kata satu kata
yang mengandung unsur vokal rangkap /ng/, /ny/, /au/, pada gambar seperti;
ngantuk, pulang, tangki, nyamuk, minyak, pulau, aula, piala, dll.
7. Pinta anak untuk menunjukkan kata yang
berakhiran /au/ dari tiga kata yang dibacakan; pulau, piala, dan aula.
8. Pinta anak untuk menunjukkan kata yang
memiliki awalan /ng/ dari tiga kata yang dibacakan cangkul, ngantuk, pulang.
9. Pinta anak untuk menunjukkan kata yang
memiliki awalan ber- dari tiga kata yang dibacakan; berjalan, lari, jongkok.
10. Pinta anak untuk menunjukkan kata yang
memiliki akhiran –an pada tiga kata yang di bacakan; masak, masakan, buah
11. Pinta anak untuk menunjukkan kata yang
memiliki awalan dan akhiran pe-an pada dua gambar; perpisahan, pertemuan.
|
|
|
||
PENGEMBANGAN INSTRUMEN (KUALITATIF)
A S P E K
|
RESPON SISWA
|
Kesadaran akan bunyi dan simbol bahasa:
|
|
1. Mengenal bentuk dan lafal huruf (vokal:
/a/, /i/, /u/, /e/, /o/)
2. Mengenal bentuk dan lafal huruf (konsonan)
3. Mengenal bentuk dan lafal huruf gabungan
k-v (ba-ki, bu-ku,dll).
4. Mengenal bentuk dan lafal huruf gabungan
v-k-v (i-bu, a-ku, a-ni, dll).
5. Mengenal bentuk dan lafal huruf gabungan
k-v-k (ba-pak, ka-tak, dll).
6. Megenal bentuk dan lafal huruf pada kata
dasar (mobil, pasar, dll)
7. Megenal bentuk dan lafal huruf pada kata
yang mengandung afik (mencuci, bernyanyi, dll).
8. Megenal bentuk dan lafal huruf pada kata
yang mengadung afik –prefik (menyanyikan, berlarian, dll)
9. Megenal bentuk dan lafal huruf pada kata
yang mengandung diftong ( siang, ngantuk, cangkul, dll)
|
:........................................................................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
|
Cara dan kebiasaan dalam membaca
1. Mengeja:
a) dieja tanpa hambatan
b) kesulitan menggabungkan ejaan (b-a menjadi
eb-a, l-a menjadi el-a).
c) kesulitan menggabungkan dua suku kata yang
dieja (ba-tu, ....)
|
: ...................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
|
2. Cara dan kebiasaan dalam membaca kata:
d) mengulang-ulang di awal kata (batu=
ba-ba-ba tu).
e) menebak-tebak kata.
f) Cenderung dibaca dalam hati sehingga nampak
komat-kamit.
|
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
: ...................................................
.....................................................
|
3. Cara dan kebiasaan dalam membaca kalimat:
g) menghilangkan huruf atau kata (bunga itu
merah dibaca bunga merah).
h) menambah kata (bunga merah dibaca bunga
itu merah)
i) mengganti kata (ayah membaca koran dibaca
bapak ....)
j) mengganti ejaan (ibu memasak nasi
dibaca ibu menanak nasi)
k) Mengulang-ulang kata (ibu masak nasi
dibaca ibu-ibu ....).
l) Membalikan urutan kata (ibu pergi ke
pasar dibaca ibu ke pasar pergi).
m) tidak memperhatikan tanda baca.
n) Nampak ragu dalam membaca (selalu melihat
guru).
o) Membaca tersendat-sendat (bu ita pulang
dibaca bu … i … tapu...la....ng).
|
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
:....................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
.....................................................
|
C. Perilaku dalam Membaca
|
|
1) menunjuk
setiap kata yang dibaca.
2) Selalu melihat guru (terkesan minta
diyakinkan).
3) Menelusuri semua bacaan ke bawah.
4) Cenderung melihat pada gambar.
5) Nampak gelisah dan tidak bisa lama.
6) Nampak berkeringat dan tidak mau diam.
7) Cenderung minta berhenti atau meminta
aktivitas lain (mencari alasan).
8) Cenderung beralih perhatian saat membaca.
9) Cenderung menolak dengan memperhatikan aksi
tertentu.
10) Cenderung menggerakkan kepala dan bukan mata.
11) Cenderung menguasai teks bacaan dari iklan
atau TV daripada teks pada buku atau yang diberikan guru.
12) Cenderung memegang benda pada saat membaca.
13) Cenderung minta dipegang atau memegang tangan
guru saat membaca.
|
: ...................................................
: ...................................................
.....................................................
: ...................................................
: ...................................................
: ...................................................
: ...................................................
: ................................................... :
...................................................
: ...................................................
: ................................................... :
...................................................
: ................................................... :
...................................................
: ................................................... :
...................................................
: ...................................................
: ...................................................
|
Catatan lain yang khas saat membaca :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..........
|
Instrumen
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN
MATEMATIKA
BERDASARKAN KURIKULUM
Kelas /smester : II / 1
Sekolah : SD negeri 02
Pendopo
1.
Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
1) 2) 3)
2 0 1 5 1 6
1 0 1 0 3
_____ _
_____ _ ____ _
. . . . . . . . . . . .
4) 5)
1 2 1 3
4 6
_______
_
_____ _
. . . . .........
2.
Pengurangan waktu dan panjang.
12
1. Ayah pergi ke kantor pukul, 07.00.
9 3 Tiba
di kantor pukul, 08.00.
Berapa lama ayah
di perjalanan?
6
12
2. Sampai di sekolah pukul 07.00.
9 3 . Andi pergi sekolah pukul 06.30.
6 Berapa lamakah Andi di
perjalanan?
1. Budi mempunyai tali dengan ukuran 10 meter.
Lalu dipotong Andi 7 meter.
Berapakah sisa tali Andi?
2. Budi mempunyai tali dengan ukuran 10 meter.
Lalu dipotong Andi 7 meter.
Berapakah sisa tali Andi?
3.
Mengenal beberapa bangun ruang.
3. Bangun apa ini?
4. Bangun apa ini?
4.
Penjumlahan dan pengurangan sampai 2 angka.
5. 12
+ 10 = ....
6. 10
+ 10 = ....
7. 15
- 10 = ....
8. 20
- 10 = ....
9. 20
- 15 = ....
5.
Ukuran berat.
1.Tini
disuruh ibu membeli gula pasir di toko
BERSAMA 1 kg. Kemudian Tini
membeli lagi di toko
SENTOSA 2 kg. Berapa kg kah gula
Tini semuanya?
6.
Mengenal bangun datar sederhana.
10. Bangun datar
apakan ini?
11. Bangun datar apakah ini?
RENCANA PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Bidang Studi :
MATEMATIKA
Kelas :
II
Waktu :
2 x pertemuan (60 menit).
1.
Standar
Kompetensi :
Penjumlahan dan pengurangan.
2.
Kompetensi
Dasar :
a. Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai
dengan 20.
b. Penjumlahan dan pengurangan sampai dengan 2
angka.
3.
Indikator :
c. Dapat menjumlahkan dan mengurangkan sampai
20.
d. Dapat menjumlahkan dan mengurangkan dengan 2
angka.
4.
Tujuan
Pembelajaran :
e. Siswa dapat menjumlahkan dan mengurangkan
sampai 20.
f. Siswa dapat menjumlahkan dan mengurangkan
dengan 2 angka.
5.
Materi
pokok dan submateri
g. Materi pokok :
Penjumlahan dan pengurangan
h. Submateri :
- Penjumlahan dan pengurangan sampai 20.
- Penjumlahan dan pengurangan dengan 2 angka.
6.
Langkah-langlah
Pembelajaran
TAHAPAN KEGIATAN
|
||||||
No.
|
Kegiatan
|
Guru
|
Siswa
|
Metode
|
Media, Alat,
dan Sumber
|
Waktu
|
01.
|
Kegiatan
Awal
|
Salam
Absensi siswa
Pengkondisikan
kelas.
|
*
Menjawab salam. * Mendengarkan.
* Siap belajar.
|
Ceramah
Tanya- jawab.
Pemberian tugas
|
Media: Karton bergambar penjumlahan dan
pengurangan
|
5 menit
|
02.
|
Kegiatan Inti
|
-Apersepsi
-Menyampaikan tujuan pembelajaran.
-Penyajian
materi.
-Tanya jawab.
-Memberikan
contoh.
-Latihan.
-Membimbing
siswa mengerjakan latihan.
-Memeriksa
latihan siswa.
-Evaluasi
|
-Memperhatikan.
-Mencatat
-Memperhatikan
-Bertanya
-Memperhatikan
-Berlatih Berlatih.
-Memperhatikan
-Mengerjakan tugas.
|
Ceramah, Tanya-jawab, Latihan, dan
pemberian tugas.
|
Sumber: Buku paket Matematika Kelas II SD dan MI,
|
48 menit
|
03.
|
Kegiatan Akhir
|
-Menyimpulkan
pembelajaran.
-Memberikan PR.
-Salam
Penutup
|
-Mencatat
kesimpulan.
-Menjawab salam.
-Selesai
|
|
|
7 menit
|
7.
Media
Pembelajaran
Bilangan dan gambar benda yang ditulis dan digambar dalam karton.
8.
Evaluasi
a. Tes : Tertulis.
b.
Bentuk :
Isian
c. Instrumen :
Kerjakan
soal-soal berikut!
1) Jumlahkan bilangan di bawah ini!
1. 15 + 5 = ....
2. 10 + 6 = ....
3. 12 + 8 = ....
2) Kurangkanlah bilangan di bawah ini!
12. 16 – 4 = ....
13. 19 – 5 = ....
3) Jumlahkan
bilangan dua angka di bawah ini!
6. 1 0 7.
1 6 8.
1 2
1 0
+ 1 1 + 1
0 +
.... ….
….
9. 1 3 10.
1 2
1
4 + 1
3 +
Kerjakan soal-soal berikut!
a Jumlahkan bilangan di bawah ini!
1. 15 + 5 = . . . .
2. 10 + 6 = . . . .
3. 12 + 8 = . . . .
i. Kurangkanlah bilangan di bawah ini!
4.
16 –
4 = . . . .
5.
19 –
5 = . . . .
c. Jumlahkan
bilangan dua angka di bawah ini!
6. 1 0 7.
1 6 8.
1 2
1 0
+ 1
1 + 1
0 +
.
. . . … . … .
9. 1 3 10.
1 2
1 4 + 1
3 +
…
. …
.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kerjakan
soal-soal berikut!
a. Jumlahkan bilangan di bawah ini!
1. 15 + 5 = . . . .
2. 10 + 6 = . . . .
3. 12 + 8 = . . . .
j. Kurangkanlah bilangan di bawah ini!
6.
16 –
4 = . . . .
7.
19 –
5 = . . . .
c. Jumlahkan
bilangan dua angka di bawah ini!
6. 1 0 7.
1 6 8.
1 2
1 0
+ 1
1 + 1
0 +
.
. . . … . … .
9. 1 3 10.
1 2
1 4 + 1
3 +
… . … .
Observasi.
Pengamatan
perlu dilakukan waktu proses
pembelajaran
Untuk
mengetahui tehnik guru mengajar dan
aktivitas seluruh anak, terutama anak
yang mempunyai kelainan, dan terabaikan.
Refleksi
Peneliti dan tenaga pendidik melakukan diskusi untuk pemecahan masalah
yang akan dihadapi dan dilaksanakan oleh guru,terutama menghadapi anak yang
mempunyai hambatan dalam belajar dan anak yang berkebutuhan husus.
Hasil Tindakan Siklus 1
Tabel 3 .
Data Hasil Belajar Siswa kls II Akhir Siklus I
NO
|
Nilai
|
Jumlah siswa
|
Keterangan
|
1
|
Di atas rata
rata
|
5
|
|
2
|
Rata-rata
|
13
|
|
3
|
Dibawah
rata-rata
|
14
|
|
4
|
Yang mepunyai
hambatan
|
7
|
|
5
|
Yang berketuhan
husus
|
1
|
|
c.Anak Berkelainan/Kebutuhan
husus.
No.
|
Nama
|
kelas
|
Kelainan
|
Keterangan
|
1
|
|
1
|
|
|
2
|
|
2
|
|
|
3
|
|
4
|
|
|
a. Observasi.
Untuk
mencari data tentang kemajuan anak, pemahaman guru
sebagai
landasan untuk melaksanakan supervise.
b. Supervisi
Pembinaan dilakukan untuk menambah pemahaman bagi
guru tentang tehnik pembelajaran, tehnik melakukan asesmen menambah pemahaman
terhadap guru tentang tehnik pembelajaran, penyusunan instrumen,
asesmen dan waktu bimbingan bagi anak yang mempunyai hambatan belajar.
c.Repleksi
Pendiskusian untuk pecahan
masalah yang dihadapi dalam
pelaksanakan seluruh rangkaian
kegiatan, dan penyusunan promram tindak
lanjut.
7
disetiap
siklus observasi dan diskusi serta supervisi selalu di
laksanakan.
Siklus II
Tabel 4 . Data Hasil Belajar Siswa kls II Akhir Siklus
II
NO
|
Nilai
|
Jumlah siswa
|
Keterangan
|
1
|
Di atas rata
rata
|
9
|
|
2
|
Rata-rata
|
13
|
|
3
|
Dibawah
rata-rata
|
11
|
|
4
|
Yang mepunyai
hambatan
|
6
|
|
5
|
Yang berketuhan
husus
|
1
|
|
c.Anak Berkelainan/Kebutuhan
husus.
No.
|
Nama
|
kelas
|
Kelainan
|
Keterangan
|
1
|
|
1
|
|
|
2
|
|
2
|
|
|
3
|
|
4
|
|
|
Repleksi.
Pemantapan bagi semua guru sebelum
membuat program remidy harus melaksanakan asesmen dulu untuk mencari kelemahan,
kemampuan, dan kebutuhan anak. Pelaksanaan remidy dilaksanakan bukan hanya
perkelas tapi perkelompok dari semua kelas yangmem-
punyai hambatan tang sama.
Siklus III
Tabel 4 .
Data Hasil Belajar Siswa kls II Akhir Siklus III
NO
|
Nilai
|
Jumlah siswa
|
Keterangan
|
1
|
Di atas rata
rata
|
14
|
|
2
|
Rata-rata
|
9
|
|
3
|
Dibawah
rata-rata
|
10
|
|
4
|
Yang mepunyai
hambatan
|
4
|
|
5
|
Yang berketuhan
husus
|
1
|
|
c.Anak Berkelainan/Kebutuhan
husus.
No.
|
Nama
|
kelas
|
Kelainan
|
Keterangan
|
1
|
|
1
|
|
|
2
|
|
2
|
|
|
3
|
|
4
|
|
|
Repleksi.
Pemantapan
program bagi semua guru untuk melaknakan Pendidikan Inklusif dengan
mengutamakan Asesmen dan Ramah anak.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.
- Pendidikan Inklusip dapat
dilaksanakan di sekolah sekolah liguler
- Pengertian dari Pendidikan
Inklusi bukan semata mata menanggu-
langi / menghadapai anak yang berkelainan atau cacat saja
- Pendidikan Inklusi dapat
meningkatkan mutu pendidikan bagi semua
anak.
6.2. Saran-saran.
- Kepada sekolah sekolah
agar dapat melaksanakan Pendidikan Inklusif, supaya
tidak ada lagi pendiskriminasi terhadap anak.
- Sebelum membuat program
perngayan dan berbaikan terlebih dulu melaksana
kan indentifikasi
dilanjutkan dengan asesmen, untuk mengetahui hambatan
dan kebutuhan anak.
- Program remidiyal jangan
perkelas, tapi dilaksanakan perkelompok.
( yang mempunyai hambatan yang sama )
Contoh :
- Setelah diindentifikasi dan asesmen di setiap kelas, ternyata di
kelas 3,4,5, dan 6 ada yang belum bisa
perkalian . Dalam prog
ram remidy anak anak tersebut dikelompokkan
satu kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Eman Suherman & Udin
S Winataputra (1993). Strategi
belajar mate-
Matika .Jakarta. Depdikbud Dirjrn Pendidikan Dasar
dan me-
Nengah.
MS Wahyu . 2006. Penelitian
Kualitatif.Banjar Masin ,Universitas
Lambung Mangkurat,Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.
UNISCO. 1994.
prinsif Inklusi ( d-tarsidi.blogspot.com/2008/06/pend)
(Forum
Pendidikan Dunia di Dakar, 2000) pengulangan kembali ten
Tang
prinsif Inklusi (d-tarsidi.blogspot.com/2008/06/pend)
Rosenberg; 1982.definisi
asesmen.(books.google.co.id)
UNESCO,
1994. Prinsip Inlusi. Pengembang Pendidikan Inklusif
Di
Sumatera Selatan. Sekayu
Wallace &
Longlin; 1979. Tentang Asesmen ( File.upi.edu.phd )
Sumarsono,1996;3.
Fungsi interprestasi.Departemen Pendidikan dan Kebuda-
Yaan Derektorat Jendral
Pendidikan Dasar & menengah
Booth, 1996. Konsep pendidikan inklusif. Pengembang
Pendidikan Inklsusif di Sumatera
Selatan. Sekayu
Convention on the Right of the Child,
UN, 1989.Konprensi hak hak
Anak.( www.csie.org.uk/inclusition/unisco
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar