Selasa, 31 Desember 2013
GURU JANGAN GAPTEK
Guru Tidak Boleh 'Gaptek' :
PT Microsoft Indonesia menyatakan prihatin bila para guru masih
menggunakan metode mengajar tradisional yang cenderung monoton dan membosankan
bagi siswa. Keprihatinan itu terungkap pada gelaran acara program Partners In
Learning (PIL). Melalui kegiatan yang dijadwalkan berlangsung sampai Kamis
(19/12/2013), Microsoft Indonesia mengajak para guru di Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara untuk belajar bersama, dimulai dari 80 guru yang mengikuti
program PIL.
Perwakilan dari Microsoft Indonesia, Budi Setyono, mengatakan,
guru saat ini harus punya kompetensi dalam metode pengajaran agar tak
ketinggalan dari siswanya, termasuk soal tekonologi. "Saat ini siswa mampu
mengakses informasi dunia hanya melalui sebuah laptop ataupun handphone. Jangan
sampai lantaran gurunya tidak up to date siswa jenuh ketika pengajaran oleh
guru," ujar Budi. Budi mengatakan, Microsoft melalui program corporate
social responsibility (CSR) merangkai beragam program untuk meningkatkan
kompetensi guru di bidang teknologi. "Microsoft mengajak para guru untuk
melek teknologi, tidak gaptek (gagap teknologi)," ujar dia. Salah satu
peserta,
Badrut Tamam, mengatakan, program ini sangat membantu.
"Sekurang-kurangnya saya bisa meng-upgrade pengetahuan saya tentang dunia
teknologi," kata dia. Badrut sependapat bahwa para guru pada hari ini
harus punya inovasi dalam metode pengajaran. Implementasi teknologi dalam
metode itu, menurut Badrut, tak bisa dihindari. "Seandainya semua guru bisa
melakukan pembelajaran di kelasnya dengan basis IT sebagaimana yang diajarkan
tim dari Microsoft ini, siswa tidak akan jenuh karena suasana belajar bisa
dikondisikan rileks dan menyenangkan," ujar dia
PELOPOR PENDIDIKAN INKLUSIF
SUMATERA SELATAN SALAH SATU PROVINSI PELOPOR PENDIDIKAN INKLUSIF
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) adalah Propinsi kedua setelah Jawa Barat yang menjadi pelopor Pendidikan Inklusip di Indonesia. Dan talah di deklarasikan di Gria Agung Palembang Sumatera Selatan ,Senin (25/11) oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera selatan Widodo mewakili Gubernur Sumatera Selatan, H..AlexNurdin .
Komitmen dan keseriusan Sumsel menjadi pelopor pendidikan inklusif sudah diakui pemerintah yang memberikan penghargaan 'Inclusive Award' atau penghargaan Pendidikan Inklusif 2012 kepada Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang diserahkan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim, September 2012 di Denpasar.
Sampai saat ini di Sumatera Selatan ada sekitar 75 sekolah dasar Piloting (percontohan.) Pendidikan Inklusif yang tersebar di 15 Kabupateb Kota se Sumatera Selatan,memiliki lisensi 60 orang Master Trainer terdiri dari guru, Kepala Sekolah dan Pengawas yang telah dididik dan dilatih kurang lebih 2 tahun. , program bimbingan teknik bagi guru SLB, serta penelitian index pendidikan inklusif. Komitmen ini dalam rangka menjamin ketercapaian tujuan milenium atau MDGs yang terkait dengan penyelesaian universal primary education for all children dan Pemerintah Sumatera Selatan sudah merumuskan beberapa program intervensi pendidikan secara inklusi.
Di Kabupaten yang masih seumur jagung misalnya, sudah ada 5 SD yang merupakan SD Piloting Pendidikan Inklusif, yang tersebar di beberapa Kecamatan yaitu,; Kecamata Tebing Tinggi 2 SD, Kecamatan Pendopo Barat 1 SD, Kecamatan Pendopo 1 SD dan Kecamatan Muara Pinang 1 SD. Dengan 4 orang Master Trainer.
Sampai saat ini di Sumatera Selatan ada sekitar 75 sekolah dasar Piloting (percontohan.) Pendidikan Inklusif yang tersebar di 15 Kabupateb Kota se Sumatera Selatan,memiliki lisensi 60 orang Master Trainer terdiri dari guru, Kepala Sekolah dan Pengawas yang telah dididik dan dilatih kurang lebih 2 tahun. , program bimbingan teknik bagi guru SLB, serta penelitian index pendidikan inklusif. Komitmen ini dalam rangka menjamin ketercapaian tujuan milenium atau MDGs yang terkait dengan penyelesaian universal primary education for all children dan Pemerintah Sumatera Selatan sudah merumuskan beberapa program intervensi pendidikan secara inklusi.
Di Kabupaten yang masih seumur jagung misalnya, sudah ada 5 SD yang merupakan SD Piloting Pendidikan Inklusif, yang tersebar di beberapa Kecamatan yaitu,; Kecamata Tebing Tinggi 2 SD, Kecamatan Pendopo Barat 1 SD, Kecamatan Pendopo 1 SD dan Kecamatan Muara Pinang 1 SD. Dengan 4 orang Master Trainer.
Langganan:
Postingan (Atom)